Selasa, 13 Desember 2016

Go Green dari Rumah Sendiri




Adalah suatu hal yang sia-sia jika seseorang menyerukan gerakan ramah lingkungan atau go green jika ia sendiri tidak mau berubah. Padahal, langkah perubahan sederhana saja, dari diri sendiri, dari rumah sendiri.

Selasa, 06 Desember 2016

Indonesia Trash Television Awards 2016




Ladies and gentleman…

Indonesia Trash Television Awards datang lagiii!!! Ajang satu tahunan ini tak henti-hentinya memberikan penghargaan kepada program acara di televisi Indonesia yang dianggap paling buruk dan paling tidak mendidik selama satu tahun belakangan imi.

Di hajatannya yang ke-2 ini, ITTA mengusung konsep dan tampilan baru. Konsep ini sengaja dibuat lebih catchy dan menarik agar penonton lebih mudah menangkap apa yang tersirat dan tersurat. 

 
Berbeda dengan tahun kemarin, Indonesia Trash television Awards 2016 akan menyuguhkan 8 kategori. Dari 8 kategori ini, tim juri akan menghadirkan 5-6 nominator dan kemudian akan diseleksi menjadi satu pemenang.

Siapa sih yang kenal yang namanya televise? Benda berbentuk kotak ini memang hampir setiap hari kita pantengin dari pagi sampai malem.

Eits… itu dulu bro! ketika televisi masih menyuguhkan beranekaragam tayangan menarik dan bermanfaat.

Bagaimana dengan sekarang? Joget ayan, lawakan garing, hingga acara monoton setiap hari seakan menghasut penonton Indonesia untuk segera membanting TV mereka.

Sebenarnya, tak ada yang salah jika para stasiun TV ini terus menelurkan program absurd ini, toh perusahaan TV itu juga milik mereka. Yang salah adalah mereka menggunakan FREKUENSI PUBLIK. Mau tak mau, public Indonesia terus dicekoki dengan program absurd ini.

Hasilnya sangat timpang. Disatu pihak stasiun televisi mendapat untung hingga trilliunan rupiah lewat iklan dan sponsor, dipihak lain public Indonesia mendapat ajaran pembodohan berkedok hiburan. Sadarkah kalian akan hal ini?

Berangkat dari fakta inilah Indonesia Trash Television Awards (ITTA) lahir. ITTA berusaha memilah dan memilih program mana saja yang pantas atau tidak pantas untuk ditonton agar publik Indonesia terhindar dari bibit-bibit pembodohan yang pelan-pelan menggerogoti mental kita.

And here we go...

Senin, 28 November 2016

Re-written My Dream



*Bersihin sarang laba-laba…*

Huft… enggak kerasa sudah genap sepuluh bulan blog ini terbengkalai dengan sadisnya. Jika diumpamakan binatang peliharaan sih… pasti blog ini bakal pergi meninggalkan majikannya karena sudah sepuluh bulan enggak dikasih makan!!

Kejem banget ya majikannya? Iya emang…

Tapi pasti ada alasannya dong kenapa sampai selama itu blog ini terbengkalai? Enggak lain dan enggak bukan adalah karena sang empunya blog sedang bersemedi di kaki gunung Semeru untuk meningkatkan jurus rawaronteknya. Eheheheh.. Becanda ding! Karena admin blog ini sedang menjalani dunia yang masih baru baginya yaitu “dunia kerja”. Alhamdulilaahh…

Toh enggak semuanya pekerjaan yang kita jalani berjalan mulus. Ada kalanya kita dihadapkan dengan pekerjaan yang kurang sesuai atau tak cocok dengan passion kita. Pekerjaan yang justru malah membuat kita tertekan dan tidak menikmatinya seperti kebanyakan orang normal lainnya. Hal inilah juga yang aku alami ketika baru pertama kali mencicipi dunia kerja.

Nah, dipostingan kali ini saya ingin membagikan pengalaman perihal pekerjaan pertama yang penuh lika-liku, keringat, dan derai air mata.

It’s gonna be a long story, dude, so segera pakai sabuk pengamanmu dan duduk dengan tenang.


Minggu, 31 Januari 2016

Smartphone, Dump Users

















Apa benda pertama yang digenggam sebagian orang setelah bangun tidur? Gawai alias gedget.

Apa benda pertama yang digenggam sebagian orang sebelum tidur malam?
Gawai alias gedget.

Gedget, gawai, smartphone, ponsel pintar atau apapun namanya adalah sebuah inovasi besar yang sukses merubah gaya hidup manusia. Hampir semua aspek kehidupan kita dipengaruhi, tergantung, bahkan “dikendalikan” oleh benda nan imut ini.

Enggak berlebihan sih, karena segala macam kegiatan bisa kita lakukan dengan smartphone bahkan ketika posisi mager sekalipun. Mulai dari hal hal sederhana seperti berkirim pesan hingga hal hal penting seperti memesan moda transportasi taksi maupun ojek, berbelanja, memantau kondisi kesehatan atau bahkan mencari jodoh, mampu dieksekusi dengan baik oleh smartphone ini. Maka tak heran smartphone telah menjelma bak asisten pribadi manusia disegala urusan.

Kata orang botak... eh! Kata orang bijak, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Begitupun dengan kebiasaan kita menggunakan smartphone ini. Faktanya, ternyata banyak dari kita yang terlalu berlebihan dalam penggunaannya, seperti berlebihan sharing tentang masalah pribadi, berlebihan dalam berbagi kabar dan informasi, dan yang paling parah adalah berlebihan dalam penggunaannya hingga lupa waktu dan tempat. Nah loo...

Minggu, 24 Januari 2016

Jakartasentris-nya Media di Indonesia




Sekilas, jika kita menonton acara berita di banyak stasiun TV seperti melihat liputan khusus kota Jakarta. Segala berita ringan hingga berat terus ditayangkan, mulai dari kemacetan di Cikampek, pembunuhan di Kalideres, tawuran pelajar di Kebayoran, atau pengeroyokan di Matraman, semua di ulas dengan sangat sangat mendetail.

Misalnya nih, sedang heboh-hebohnya kasus pencurian jemuran yang terjadi di Jakarta Barat. Acara berita di stasiun TV maupun internet berlomba lomba menayangkannya. Semua tokoh mulai dari Komjen Besar Polri, kriminolog, saksi mata, hingga orangtua si pencuri diundang khusus untuk menyingkap tabir pencurian jemuran ini. Setelah kasus pencurian jemuran ini selesai diungkap, muncul lagi kasus lain dan kebiasaan tadi berulang, begitu seterusnya. Sedangkan penonton diluar Jakarta sana hanya manggut manggut mengerti, bereaksi, tapi tak bisa berbuat apa apa.


Selasa, 12 Januari 2016

Nilai Pohon dalam Sastra




Keserakahan manusia terhadap alam mempengaruhi keberlangsungan hidup hewan dan tumbuhan, terutama pohon. Manusia menebang dan membakar pohon dengan cara membabi buta. Jika dulu pohon ditebang hanya untuk membuat api dan membangun rumah, sekarang menebang pohon adalah ladang bisnis pengeruk uang yang menggiurkan. Hal inilah yang menjerumuskan manusia dalam keserakahan terhadap alam yang justru menggiring pada kehancurannya sendiri.

Dalam dunia sastra, pohon memiliki makna yang tinggi. Pohon pernah menjadi bagian dari imaji tentang keindahan, kesegaran, kedamaian, dan kehidupan yang organik dan komunal.

Dalam beberapa teks sastra, pohon menjadi jalan bagi banyak penyair atau novelis untuk menuliskan kebebasan, kritik pada perilaku manusia, penghancuran benteng terakhir alam, dan sebagainya. 

Senin, 11 Januari 2016

Kebangkitan Musik Indonesia!



Seperti sebuah roda yang berputar, kondisi musik Indonesia juga mengalami fase naik turun. Dimulai pada medio 80’an dimana musik beraliran jazz sangat digemari penikmat musik Indonesia kala itu. Era ini sangat penting karena musik Indonesia mengalami transisi dari musik “tradisional” menuju musik “modern”. Musisi jazz pun bermunculan dan menyemarakkan blantika musik Indonesia. Namun, era 80’an bukan hanya milik jazz semata, aliran lain seperti pop, rock, dan dangdut berkembang tidak kalah cepatnya, menambah semarak musik nasional.

Tak dipungkiri, musikalitas mereka banyak terinspirasi musisi luar negeri yang telah lebih dulu terkenal seperti The Beatles, Rolling Stones, Stevie Wonder, Madonna, Queen, Metalicca, dll. Maka tak heran, selain aransemen dan lirik lagu yang dalam, banyak kritik sosial yang terselip di dalam lagu-lagu mereka.

Indonesia Musicians’ 80s

Koes Plus, Iwan Fals, Ebiet G Ade, Fariz RM, Indra Lesmana, Godbless, Elpamas, Rhoma Irama, Evi Tamala, Ikke Nurjanah, Maggy Z, Rinto Harahap, Vina Panduwinata, Utha Likumahuwa, Andre Hehanusa, Chrisye, Broery Marantika, Nicky Astria, Gombloh, Bob Tutupoly, Gito Rollies, Rita Sugiarto, Harvey Malaiholo, Franky Sahilatua, Dian Pramana Putra

Memasuki era 90’an, ketika kekreatifan dan kepopuleran mereka mulai menurun, nahkoda musik Indonesia diambil alih oleh generasi penerus mereka. Generasi penerus ini adalah anak anak muda yang memiliki talenta dan bakat besar dalam bermusik yang tergabung ke dalam banyak grup band. Jadilah, remaja angkatan 90’an dihebohkan oleh euforia kejayaan musik Indonesia.

Atmosfer persaingan yang panas antar grup band berhasil “memaksa” musisi muda ini untuk menghasilkan lagu lagu yang berkualitas. Apalagi dengan bermunculannya basis basis fans terkenal macam slankers (fans grup band Slank), Baladewa (fans grup band Dewa 19), atau Sheilagank (fans grup Band Sheila On 7). Musik mereka yang easy listening, jujur, apa adanya, serta lirik lagu yang cocok dengan kehidupan remaja sehari hari membuat lagu lagu mereka cepat diterima oleh para kawula muda.

Walaupun rata-rata bergenre serupa, yaitu pop, grup grup band ini memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan satu sama lain. Karakter ini terbentuk dari warna vokal dan gubahan aransemen sehingga memberi warna, gaya dan jiwa tertentu.    

Indonesia Musicians’ 90s

Wayang, Base Jam, Java Jive, Stinky, AB Three, Element, Tofu, T-Five, The Fly, Caffeine, Neo, Iwa K, Kla Project, Agnes Monica, Krisdayanti, Rossa, Audy, Glenn Fredly, Marcell, Titi DJ, Padi, Jamrud, Superman is Dead, Mocca, Andra & The backbone, Sheila on 7, Jikustik, /rif, Letto, Dewa, Serieus, Slank, Steven & Coconut Trees, Andien, Tangga, Project Pop, Naif, Ada Band, Samsons, Sherina Munaf, Tipe X, D, Cinnamons, Gigi, Kerispatih, Evo, Kahitna, Netral, She, Shaggy Dog, The Changcuters, Nidji, Peterpan (Noah), Ungu, RAN, Geisha, D’massive...

Masa kejayaan musik Indonesia mulai goyah memasuki awal tahun 2010. Kreatifitas yang menurun, regenerasi musisi yang terlambat, dan maraknya pembajakan membuat industri musik Indonesia memasuki titik terendah. Kesempatan ini dimanfaatkan band band kacangan yang ditampilkan secara memaksa, instan, dan yang penting masuk TV. (baca juga: Musik Indonesia Kekinian).

Puncaknya pada pertengahan 2014, publik Indonesia digegerkan dengan lahirnya era boyband/girlband yang sengaja mengadopsi dari Korea. Protes pun bermunculan dari banyak pemerhati musik Indonesia karena boyband/girlband dianggap hanya plagiat dan seringnya mereka lip-sync diatas panggung. Era ini sempat membuat “kotor” belantika musik Indonesia. (baca juga: R.I.Pboyband/girlband Indonesia).


Sabtu, 02 Januari 2016

(Sok) Bijak Rayakan Tahun Baru



Fiuhh...  enggak kerasa tahun 2015 sudah kita lalui. Segala macem suka duka, perjuangan, pengorbanan dan air mata campur aduk bak gado-gado. Karena rasanya yang mirip gado-gado ini hendaknya kita menikmatinya sambil ditemani rempeyek udang dan satu gelas teh anget. Nyaaammmm...

Yeah... namanya juga asem manis hidup. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Tul’ enggak?

Mumpung suasananya masih berbau-bau tahun baru, saya ingin menyimak cara-cara kita semua dalam merayakannya. Yap, tahun baru kali ini berasa istimewa karena bersamaan dengan liburan sekolah selama 2 minggu full, plus harpitnas (Hari Kejepit Nasional) gegara dua hari besar keaganaan yaitu natal dan maulid nabi. Dan episode pamungkasnya adalah tahun baru ini...

Suara terompet tahun baru bersahutan diseantero kota di Indonesia. Ribuan ton kembang api diluncurkan ke angkasa di seluruh dunia. Di kota saya sendiri, acara pergantian tahun berlangsung meriah. Semua orang: tua muda, besar kecil, kaya miskin, pengangguran maupun pengusaha, berpasangan maupun jomblo tumpah ruah di jalanan. Semua orang larut dalam kebahagiaan, apalagi dtambah dengan atraksi kembang api selama 15 menit cukup untuk memacetkan lalu lintas pantura pada malam itu.

Tapi apa yang terjadi keesokan harinya??