Setelah hampir setengah tahun menjadi silent reader di Kompasiana, akhirnya
saya ikut bergabung juga menjadi member disini. Ada sedikit ketakutan ketika
saya menulis artikel pertama berupa puisi sederhana kemarin. Apakah puisi saya
ini akan dibaca? Akankah puisi saya ini bakal HL? Ataukah server kompasiana
akan error menerima artikel saya yang masih acakadut enggak keruan? I don’t
know babar blas, dude!
Tapi yang jelas, ada semangat menggebu untuk ikut serta bergabung di dunia
persilatan Kompasiana. Semangat yang berkobar – kobar didalam jiwa dan raga
#lebay
Kenapa sih gabung ke Kompasiana?
Kata mamah saya, mencari teman itu haruslah berhati – hati. Jika ingin
pintar, bergabunglah dengan orang – orang pintar, karena pengaruh lingkungan
akan menentukan pribadi kita nantinya. Ini juga salah satu alasan saya
bergabung di wadah komunitas Kompasiana. Menurut saya, kompasiana itu berisi
orang – orang yang cerdas, kreatif, dan lugas dalam menanggapi suatu hal. Ini
terlihat dari artikel berisi analisis dan pendapat yang tertuang dalam tiap
artikel yang mereka buat. Kadang mereka juga mendukung dan menyanggah pendapat
kompasioner lain, tapi tetap dengan cara yang santun dan elegan. Kondisi
sportif inilah yang bikin saya betah untuk membaca artikel demi artikel di
Kompasiana.