Turut berduka cita atas meninggalnya sebuah era musik bernama Boyband dan
Girlband Indonesia...
Rest in Peace
Telah berpulang ke Rumah Bapa Pakde:
Era BOYBAND DAN GIRLBAND
Pada hari Minggu, 9 September 2015
Dalam Usia 1 ¼ tahun
Mereka akan disemayamkan di “Taman Makam Kenangan”
Jl. Imam Samudra Rt. 03/Rw.05, Planet Venus
Kami yang merasa kehilangan:
WOTA
Alayers Indonesia
ABABIL Peduli
Pembawa Acara:
“Alhamdulillah... Eh, Innalilahi Wa Innailaihirojiun...
Telah meninggal dunia dengan tenang dan ikhlas sebuah era musik di
Indonesia bernama Boyband dan Girlband. Dengan sedikit menyesal (dan banyak
sukacita), kami selaku pembawa acara menyatakan bahwa era mereka telah berakhir
sehingga kita tidak akan melihat lagi aksi panggung mereka di dunia musik tanah
air. Era Boyband dan Girlband telah dinyatakan usang dan kadaluwarsa dan tak
memungkinkan untuk melanjutkan karir lagi.
Semasa hidup, Boyband dan Girlband telah membuat penikmat musik Indonesia
terhibur dengan kenarsisan dan kecentilan mereka di atas panggung. Dan
sekarang, Boyband dan Girlband telah tiada.
Mari kita semua tengadahkan tangan untuk panjatkan do’a agar arwah dan
semangat mereka bisa diterima di hati penikmat musik Indonesia.
Aamiin...
Sejarah Awal Lahirnya
Boyband dan Girlband di Indonesia
Sejak awal kemunculannya di Indonesia, Boyband dan Girlband telah menuai
banyak kontroversi daripada prestasi. Mulai dari tukang plagiat, tukang
lyp-sinc, sok ganteng, sok cantik, sok cool, sok unyu, dll, dsb, dst. Segala
kecaman itu mereka terima dengan hati ikhlas dan lapang dada. Jumlah merekapun
terus meningkat dan menguasai hampir semua pasar musik Indonesia kala itu.
Fenomena ini dimulai ketika Boyband yang mengaku-ngaku bernama Sm*ash
muncul...
Dalang Boyband di Indonesia
Kemunculan Boyband Sm*ash ini rupanya membuat iri cowok narsis yang
mengaku-ngaku keren untuk membentuk Boyband tandingan. Sebut saja Max 5, Dragon
Boyz, XO-IX, dll, dst, dsb. Mereka bersaing dan berlomba-lomba untuk menjadi
Boyband paling berpengaruh di kancah musik Indonesia. Hasilnya? Sungguh diluar
dugaan! Mereka ternyata berhasil mempengaruhi kaum laki-laki Indonesia untuk
menjadi laki-laki maho (banci, waria, trans-gender) sehingga angka laki-laki
maho di Indonesia meningkat tajam, mengalahkan angka pengangguran. Weleh-weleh...
Beda gender ternyata nasibnya sama. Kaum hawa yang tadinya hanya sebagai
penonton merasa terwakili dengan munculnya Girlband pertama bernama
Cherrybelle, The Mother of Girlband Indonesia.
The Mother of Girlband Indonesia
Merasa lebih cantik, lebih sexy, dan lebih bertalenta, lahir jugalah
girlband-girlband tandingan. Sebut saja 7 Icons, JKT48, Princess, dst, dll,
dsb. Dengan gaya centil, unyu-unyu, dan (ngaku-ngaku) menggemaskan, Girlbands
ini berlenggak-lenggok cantik sambil mempertunjukan kemampuan lyp-sinc... Eh,
kemampuan menyanyi mereka.
Yang senang dan bahagia tentu saja cowok-cowok alayers (kemudian membentuk
WOTA) yang setelah di survey, mayoritas dari mereka ini jomblo. WOTA ini bak
mendapat durian rontok ketika melihat wajah kece dan rok mini yang biasa
girlband kenakan. Setelah menonton penampilan Girlband yang hot tadi, umumnya
mereka akan pamit ke kamar mandi sambil membawa tisu. Entahlah, apa yang
sebenarnya mereka lakukan disana... Naudzubillah Min Dzalik!
Haruskah Boyband dan
Girlband dibenci?
Sementara itu di depan istana Negara, terjadi gelombang unjuk rasa
besar-besaran oleh ribuan para pemerhati dan penikmat musik di seluruh
Indonesia. Mereka menuntut dilahirkannya PERPPU yang mengatur tentang
pemberantasan Boyband dan Girlband yang telah merusak mental dan akhlaq anak
bangsa.
Dengan spanduk bertuliskan “Boyband
maho: Pergi saja!” dan “Girlband
tingkatkan masturbasi remaja”, mereka berorasi menuntut pemerintah
secepatnya mengesahkan UU itu agar musik Indonesia kembali ke jalan yang benar.
Oke, cukup sampai disini karena ceritanya udah mulai ngawur. Huehehehe...
Sekarang kita kembali ke Taufiq... Eh, topik.
Benarkah mereka maho? Benarkah mereka banci? Ataukah mereka berkelamin
ganda? Walla Hu Alam. Tidak ada yang tahu. Tapi yang jelas, tren Boyband dan
Girlband yang sempat terjadi ini harus tetap kita apresiasi. Hlo, kenapa?
Sebelum saya jelaskan, kita harus mengerti dulu bahwa: Musik itu bersifat dinamis. Berkembang dari masa ke masa, tanpa
batas dan tanpa bisa diatur oleh apapun dan siapapun. Tren musik di suatu
negara juga banyak dipengaruhi oleh suatu budaya tertentu. Bisa dan budaya
lokal maupun interlokal. Nah, fenomena Boyband dan Girlband inilah perwujudan
dari pengaruh budaya interlokal tadi, khususnya dari negara Korea. Sedangkan,
KITA ini hanya sebagai penikmat musik saja tanpa bisa membendung suatu tren
musik untuk masuk ke ranah musik Indonesia.
Kita sebagai penikmat musik juga harus menghargai perjuangan musisi
Indonesia (sejelek) apapun genre musiknya, termasuk Boyband dan Girlband tadi.
Untuk jadi terkenal mereka juga butuh perjuangan yang ekstra berat hlo!
Misalnya nih, latihan koreografi dari pagi sampai malam, hafalan lagu, latihan
koreografi lagi sambil nyanyi, bikin video klip, bikin kaset demo, rekaman
album, hingga promosi album. Bahkan denger-denger nih, personel JKT48 dilarang
keras pacaran karena akan mempengaruhi citra girlband mereka. Kalian bisa
bayangkan? Zaman sekarang, hidup sebagai jomblo susah, Broh! Apalagi sekelas
entertainer seperti mereka...
Yang seharusnya kita benci itu justru adalah Boyband dan Girlband abal-abal
yang hanya menjual tampang dan sensasi murahan untuk terkenal. Tapi ketika
beraksi di atas panggung, kualitas vokal dan koreografi mereka NOL BESAR!
Boyband atau Girlband inilah yang sepantasnya diberantas dari muka bumi.
Kini, era Boyband dan Girlband di Indonesia telah berakhir, entah bagaimana
nasib para Alayers, WOTA, dan remaja ababil di Indonesia. Apakah mereka akan
bunuh diri? Atau mereka bisa move on dengan mencari artis lain untuk digemari lagi?
Entahlah, itu urusan mereka... yang jelas kita tidak akan bisa mengelak bahwa
tren plagiat ini pernah terjadi di Indonesia.
Maju terus musik Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar