Sabtu, 24 Oktober 2015

R.I.P : Boyband dan Girlband Indonesia



Turut berduka cita atas meninggalnya sebuah era musik bernama Boyband dan Girlband Indonesia...

Rest in Peace
Telah berpulang ke Rumah Bapa Pakde:

Era BOYBAND DAN GIRLBAND

Pada hari Minggu, 9 September 2015
Dalam Usia 1 ¼ tahun

Mereka akan disemayamkan di “Taman Makam Kenangan”
Jl. Imam Samudra Rt. 03/Rw.05, Planet Venus

Kami yang merasa kehilangan:
WOTA
Alayers Indonesia
ABABIL Peduli



Pembawa Acara:
“Alhamdulillah... Eh, Innalilahi Wa Innailaihirojiun...
Telah meninggal dunia dengan tenang dan ikhlas sebuah era musik di Indonesia bernama Boyband dan Girlband. Dengan sedikit menyesal (dan banyak sukacita), kami selaku pembawa acara menyatakan bahwa era mereka telah berakhir sehingga kita tidak akan melihat lagi aksi panggung mereka di dunia musik tanah air. Era Boyband dan Girlband telah dinyatakan usang dan kadaluwarsa dan tak memungkinkan untuk melanjutkan karir lagi.

Semasa hidup, Boyband dan Girlband telah membuat penikmat musik Indonesia terhibur dengan kenarsisan dan kecentilan mereka di atas panggung. Dan sekarang, Boyband dan Girlband telah tiada.

Mari kita semua tengadahkan tangan untuk panjatkan do’a agar arwah dan semangat mereka bisa diterima di hati penikmat musik Indonesia.

Aamiin...


Sejarah Awal Lahirnya Boyband dan Girlband di Indonesia

Sejak awal kemunculannya di Indonesia, Boyband dan Girlband telah menuai banyak kontroversi daripada prestasi. Mulai dari tukang plagiat, tukang lyp-sinc, sok ganteng, sok cantik, sok cool, sok unyu, dll, dsb, dst. Segala kecaman itu mereka terima dengan hati ikhlas dan lapang dada. Jumlah merekapun terus meningkat dan menguasai hampir semua pasar musik Indonesia kala itu.

Fenomena ini dimulai ketika Boyband yang mengaku-ngaku bernama Sm*ash muncul...


Dalang Boyband di Indonesia

Kemunculan Boyband Sm*ash ini rupanya membuat iri cowok narsis yang mengaku-ngaku keren untuk membentuk Boyband tandingan. Sebut saja Max 5, Dragon Boyz, XO-IX, dll, dst, dsb. Mereka bersaing dan berlomba-lomba untuk menjadi Boyband paling berpengaruh di kancah musik Indonesia. Hasilnya? Sungguh diluar dugaan! Mereka ternyata berhasil mempengaruhi kaum laki-laki Indonesia untuk menjadi laki-laki maho (banci, waria, trans-gender) sehingga angka laki-laki maho di Indonesia meningkat tajam, mengalahkan angka pengangguran. Weleh-weleh...

Beda gender ternyata nasibnya sama. Kaum hawa yang tadinya hanya sebagai penonton merasa terwakili dengan munculnya Girlband pertama bernama Cherrybelle, The Mother of Girlband Indonesia.
The Mother of Girlband Indonesia

Merasa lebih cantik, lebih sexy, dan lebih bertalenta, lahir jugalah girlband-girlband tandingan. Sebut saja 7 Icons, JKT48, Princess, dst, dll, dsb. Dengan gaya centil, unyu-unyu, dan (ngaku-ngaku) menggemaskan, Girlbands ini berlenggak-lenggok cantik sambil mempertunjukan kemampuan lyp-sinc... Eh, kemampuan menyanyi mereka.

Yang senang dan bahagia tentu saja cowok-cowok alayers (kemudian membentuk WOTA) yang setelah di survey, mayoritas dari mereka ini jomblo. WOTA ini bak mendapat durian rontok ketika melihat wajah kece dan rok mini yang biasa girlband kenakan. Setelah menonton penampilan Girlband yang hot tadi, umumnya mereka akan pamit ke kamar mandi sambil membawa tisu. Entahlah, apa yang sebenarnya mereka lakukan disana... Naudzubillah Min Dzalik!

Haruskah Boyband dan Girlband dibenci?

Sementara itu di depan istana Negara, terjadi gelombang unjuk rasa besar-besaran oleh ribuan para pemerhati dan penikmat musik di seluruh Indonesia. Mereka menuntut dilahirkannya PERPPU yang mengatur tentang pemberantasan Boyband dan Girlband yang telah merusak mental dan akhlaq anak bangsa.


Dengan spanduk bertuliskan “Boyband maho: Pergi saja!” dan “Girlband tingkatkan masturbasi remaja”, mereka berorasi menuntut pemerintah secepatnya mengesahkan UU itu agar musik Indonesia kembali ke jalan yang benar.

Oke, cukup sampai disini karena ceritanya udah mulai ngawur. Huehehehe... Sekarang kita kembali ke Taufiq... Eh, topik.

Benarkah mereka maho? Benarkah mereka banci? Ataukah mereka berkelamin ganda? Walla Hu Alam. Tidak ada yang tahu. Tapi yang jelas, tren Boyband dan Girlband yang sempat terjadi ini harus tetap kita apresiasi. Hlo, kenapa?

Sebelum saya jelaskan, kita harus mengerti dulu bahwa: Musik itu bersifat dinamis. Berkembang dari masa ke masa, tanpa batas dan tanpa bisa diatur oleh apapun dan siapapun. Tren musik di suatu negara juga banyak dipengaruhi oleh suatu budaya tertentu. Bisa dan budaya lokal maupun interlokal. Nah, fenomena Boyband dan Girlband inilah perwujudan dari pengaruh budaya interlokal tadi, khususnya dari negara Korea. Sedangkan, KITA ini hanya sebagai penikmat musik saja tanpa bisa membendung suatu tren musik untuk masuk ke ranah musik Indonesia.

Kita sebagai penikmat musik juga harus menghargai perjuangan musisi Indonesia (sejelek) apapun genre musiknya, termasuk Boyband dan Girlband tadi. Untuk jadi terkenal mereka juga butuh perjuangan yang ekstra berat hlo! Misalnya nih, latihan koreografi dari pagi sampai malam, hafalan lagu, latihan koreografi lagi sambil nyanyi, bikin video klip, bikin kaset demo, rekaman album, hingga promosi album. Bahkan denger-denger nih, personel JKT48 dilarang keras pacaran karena akan mempengaruhi citra girlband mereka. Kalian bisa bayangkan? Zaman sekarang, hidup sebagai jomblo susah, Broh! Apalagi sekelas entertainer seperti mereka...

Yang seharusnya kita benci itu justru adalah Boyband dan Girlband abal-abal yang hanya menjual tampang dan sensasi murahan untuk terkenal. Tapi ketika beraksi di atas panggung, kualitas vokal dan koreografi mereka NOL BESAR! Boyband atau Girlband inilah yang sepantasnya diberantas dari muka bumi.

Kini, era Boyband dan Girlband di Indonesia telah berakhir, entah bagaimana nasib para Alayers, WOTA, dan remaja ababil di Indonesia. Apakah mereka akan bunuh diri? Atau mereka bisa move on dengan mencari artis lain untuk digemari lagi? Entahlah, itu urusan mereka... yang jelas kita tidak akan bisa mengelak bahwa tren plagiat ini pernah terjadi di Indonesia.


Maju terus musik Indonesia!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar