Denting jam terdengar dari ruangan tengah. Pukul 12... pikiranku mulai gundah. Mengerjap, meraba mencoba katupkan mata. Berharap sang dewi mimpi segera menyapa. Tapi apa daya dia tak kunjung tiba.
Sejenak pikiranku bergelayut bagai benang kusut. Hingga bayangan itupun
datang tanpa diundang. Dengan berani menembus ruang dan waktu kehidupan.
***
Bangku taman, sinar senja kemerahan, dan semilir angin yang sama kala itu.
Aku ingat, ini adalah hari ketiga kita bertemu. Tempat dimana kita mengukir
janji semu. Karena kita tahu kita takkan pernah bersatu...
Sesekali dia harus belajar dari embun di pagi hari. Hanya mengucapkan
selamat tinggal ketika matahari datang menjemput. Dan tiba-tiba dia datang lagi
ketika pagi berkabut.
***
Aku tersadar dalam jemari yang bergetar. Mengutuki kenangan ini, kenapa dia
harus kembali datang? Menyumpahi denting jam, kenapa dia harus terus berputar?
Sementara rasa ini hanya bisa merintih nanar.
Kubiarkan pikiran itu mengendap bersama waktu. Dan aku disini harus
konsentrasi tidur agar pikiranku tak terganggu.
Batang, 24 February 2015
Catatan Kala Insomnia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar