Kabupaten apa yang secara geografis tertinggi di Indonesia?
Hayoo... ada yang bisa jawab enggak nih? Saya yakin, beberapa dari kalian
belum tentu bisa menjawab karena buku pelajaran geografi pun juga tidak ada
yang membahasnya, kan?. Ehehehe...
Kalian perlu tahu nih, kabupaten tertinggi di Indonesia adalah Kabupaten
Puncak Jaya yang berada di Provinsi Papua Barat. Kabupaten ini berada di
ketinggian antara 300-4500 mdpl (meter diatas permukaan laut), menjadikannya
sebagai kabupaten tertinggi di Indonesia. Puncak Jayawijaya (4.884 mdpl) yang masih diselimuti
es termasuk ke dalam wilayah kabupaten ini.
Kabupaten Puncak Jaya sendiri sebenarnya adalah hasil dari pemekaran Kabupaten
Paniai. Hingga pada tanggal 8 oktober 1996 pemerintah mengambil keputusan untuk
memekarkan daerah ini menjadi sebuah kabupaten mandiri. Oh ya... Kabupaten
Puncak Jaya adalah salah satu kabupaten di Papua yang wilayahnya tidak
bersentuhan dengan laut.
Secara umum, Kabupaten Puncak Jaya berada di dataran tinggi dengan rincian 29%
dari Kabupaten ini berada di ketinggian 2.000 mdpl. Sedangkan 39% nya berada di
ketinggian lebih rendah, yaitu 500 mdpl dari total luas wilayah ini.
Dari hasil pemekaran tahun 1996, Kabupaten Puncak Jaya terbagi ke dalam 8
kecamatan (distrik) yang beribukota di Kota Mulia. Kota Mulia sendiri berada di
ketinggian sekitar 2.448 mdpl. Dengan suhu rata-rata 70 C pada malam
dan kabut tebal yang sering terjadi pada pagi dan sore hari. Kebayang dinginnya
gimana... Brrrr!
Pemandangan Kota Mulia dari atas (atas) dan salah satu
sudut pasar di Kota Mulia (bawah), Kota Mulia dan sebagian distrik lainnya
berada di lereng-lereng pegunungan tengah dengan ketinggian ± mdpl, sebuah
negeri di atas awan.
Penduduk Kabupaten Puncak Jaya terdiri dari suku asli dan suku pendatang.
Suku asli terdiri dari Suku Dani, Suku Damal, Suku Wano dan Suku Nduga. Mereka
termasuk dalam ras Melanesia yang satu rumpun dengan suku di Nusa Tenggara dan
negara-negara Pasifik Selatan. Sedangkan warga pendatang kebanyakan berasal dari
Jawa dan Makassar.
Mata pencaharian mereka bervariasi mulai dari bercocok tanam, membuat
kerajinan tangan, berdagang, dan sisanya sebagai pegawai pemerintahan.
Pertanian adalah sektor terpenting sebagai penggerak ekonomi di kabupaten ini. Tercatat,
pertanian menyumbang kontribusi 35, 78% dari total pendapatan asli daerah Kabupaten
Puncak jaya [data tahun 2010].
Jenis tanaman yang dihasilkan umumnya adalah jenis tanaman palawija seperti
ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, buah merah, kedelai, dan sayur-sayuran.
Selain itu penduduk setempat juga mengembangkan tanaman hortikultura seperti
kol, wortel, kentang, dan buncis. Selain itu, sektor perkebunan seperti apel,
anggur dan markisa. Setiap pagi, warga asli berdatangan ke pasar untuk menjual
hasil bumi mereka.
Sayangnya, predikat “tertinggi” kabupaten Puncak jaya tidak sebanding
dengan taraf hidup penduduknya yang masih sangat rendah dibandingkan dengan
kabupaten lain di Indonesia, bahkan di Papua sendiri. Krisis listrik, sarana
transportasi yang minim, hingga pelayanan pendidikan dan kesehatan yang tak
merata membuat penduduk Puncak Jaya terjebak dalam kemiskinan dan
keterbelakangan. Penduduk disana hanya memiliki pendapatan rata-rata $ 2 per
hari atau tak lebih dari Rp. 20.000. [dok. Metro Tv].
Hal ini diperparah dengan mahalnya harga kebutuhan pokok di Puncak Jaya
akibat sulitnya akses distribusi barang. Jalur transportasi darat yang panjang
dan berbahaya membuat transportasi udara menjadi satu-satunya pilihan efektif
dan efisien yang bisa diandalkan.
Bandar udara Mulia, dengan panjang landasan pacu 560 m, yang terletak di
lembah pegunungan menjadi satu-satunya akses komoditi di kabupaten ini. Dari
bandara Mulia, pasokan barang datang silih berganti mengalirkan barang pokok yang
tidak bisa dipenuhi oleh 8 distrik di Kabupaten Puncak.
“Tidak ada jalur darat, jadi semua harus
dengan pesawat. Semua bangunan (bahannya) didatangkan dari pesawat. Pesawatnya
tidak besar, bisa memuat 1 ton 100 kg. Dan harga kebutuhan yang paling mahal
adalah di Puncak jaya ini. Sehingga kami sedih juga mau bilang apa” Bupati
Puncak jaya Henok Ibo (2013-2018).
Tingginya biaya angkut komoditas berujung pada mahalnya harga di tingkat
pengecer. Seorang pedagang kebutuhan pokok misalnya, dalam sekali belanja dari
Timika, harus merogoh modal hingga 27 juta rupiah. Jika rata-rata seorang
pedagang memesan 1,3 ton belanjaan untuk diangkut sebuah pesawat, biaya itu
hanya untuk ongkos kirim barang. Bisa dibayangkan betapa mahalnya harga jual
barang kepada konsumen.
Perbandingan harga barang di Jawa (umumnya) dan di Puncak Jaya
Kebutuhan Pokok
|
Di Jawa
|
Di Puncak Jaya
|
Air kemasan
Garam
Bensin (per liter)
Semen (per sak)
Minyak Goreng
Bakso :D
|
Rp. 2.000
Rp. 2.000
Rp. 6.500
Rp. 60.000
Rp. 11.000
Rp. 7.000
|
Rp. 25.000
Rp. 10.000
Rp. 50.000
Rp. 1.000.000
Rp. 30.000
Rp. 25.000
|
[dok. Metro tv]
Well, ternyata sebutan
“tertinggi” sangat kontradiktif jika dibandingkan dengan kondisi masyarakat
disana. Harga kebutuhan pokok yang sangat tinggi dan terbatasnya sarana dan
prasarana adalah permasalahan akut dari kabupaten ini. Enggak heran jika taraf
hidup penduduk Puncak Jaya rendah, itu karena harga komoditas yang tinggi
sedangkan pendapatan rata-rata masih sangat rendah.
Jika kita runut
kebelakang, transportasi adalah masalah krusial yang menyebabkan tertinggalnya
kabupaten ini. Jalur darat menembus gunung dan hutan dan jalur udara yang
sangat tergantung dengan cuaca membuat Puncak Jaya terisolir dari kabupaten
lain. Pernah suatu ketika, buapti menguslkan untuk dibangun KERETA GANTUNG yang
menghubungkan Puncak Jaya dengan kabupaten lain dibawahnya. Ide ini memang
muncul karena rasa putus asa melihat buruknya sarana transportasi menuju Puncak
Jaya. Namun, masyarakat tetap optimis akan dibangunnya transportasi yang layak
dikemudian hari. Jika hal ini terwujud, maka roda perekonomian di Puncak Jaya
akan berputar dan kabupaten ini kembali menjadi kabupaten “tertinggi” di Papua.
Well, demikianlah
persembahan kecilku untuk kabupaten “tertinggi” di Indonesia. Sebuah negeri di
atas awan yang terlupakan – atau dilupakan – oleh banyak orang. Betapapun
luasnya laut dan tingginya gunung yang memisahkan Puncak jaya. Kabupaten ini
selamanya adalah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar