Jumat, 19 Januari 2018

Hak Asasi Hewan




Ada banyak peristiwa menarik di sepanjang bulan oktober ini. Hampir berbarengan dengan hari habitat sedunia tanggal 6 oktober, 4 oktober dicanangkan sebagai “Hari Hak Asasi Hewan”. Loh… loh… hewan juga punya hak asasi?

Pencetusnya bernama Heinrich Zimmerman, seorang pria berkebangsaan Jerman. Sebelum ide ini go-global acara pertama dihadiri sekitar lima ribu orang di Sport Palace, Berlin, Jerman. Setelah perjuangan tak kenal lelah Zimmerman akhirnya Kongres Internasional Animal Protection turut mencanangkan bahwa 4 Oktober adalah hari Hak Asasi Hewan sedunia. Perayaan ini kemudian sukses di adopsi oleh 40 negara di dunia. Termasuk di Indonesia.

Saya adalah satu dari jutaan orang yang mendukung gerakan ini. kenapa? Hmm… pertanyaan culun. Karena sudah saatnyalah hewan mempunyai hak hak yang sama dengan manusia.

Sudah bukan rahasia lagi jika manusia sering berbuat jahat dan tidak berprikehewanan. Penebangan hutan, perburuan liar, perdagangan gelap, pencemaran lingkungan, hingga overfishing adalah aktifitas manusia yang nyata nyata merenggut Hak Asasi Hewan.


Atas dasar ancaman dari aktifitas manusia itulah Hak Asasi Hewan perlu ditegakkan.

Jika disamaratakan, hewan juga punya hak asasi yang sama dengan kita loo. Hak untuk hidup, hak untuk memiliki tempat tinggal yang aman dan nyaman, Hak untuk makan dan minum, Hak untuk bernafas, Hak untuk beraktifitas. Lihat, kan? Betapa hak hak yang mereka punya sebenarnya sama dengan kita.

Dan entah disadari atau tidak, kita sering melanggar hak hak mereka. Jika kita menebang sebuah pohon misalnya. Tanpa disadari, ratusan serangga, ulat, rayap, semut, laba-laba, lebah, dan burung, kehilangan hak mereka untuk mendapatkan tempat tinggal yang aman, Hak untuk mendapatkan makanan yang cukup, dan beberapa pasal lainnya. Itu baru satu pohon, bagaimana jika kita menebang pepohonan lain di hutan seperti kasus penebangan liar?

Masih banyak bentuk pelanggaran Hak Asasi Hewan yang luput dari perhatian kita. Salah satunya adalahmemberi makan hewan di kebun binatang. Enggak salah? Bukannya memberi makan hewan wujud perhatian kita kepadanya?


Dikutip dari indonesiabaik.id, pemberian makan satwa di kebun binatang ternyata adalah bentuk pelanggaran atas Hak Asasi Hewan. Akibatnya sendiri bagi satwa ternyata cukup fatal;

·   Hewan akan tertular penyakit yang berasal dari makanan yang diberikan pengunjung.
·    Satwa tidak boleh banyak makan, akan menyebabkan obesitas.
·  Makanan yang diberikan pengunjung akan merusak diet khusus satwa, sekaligus kesehatannya.
·  Satwa akan menelan segala macam yang ada, termasuk kantong plastik yang akan merusak usus dan membunuhnya.
·   Banyak terjadi kecelakaan ketika pengunjung member makan satwa.

Bisa dipahami, kan? Selain menggangu kesehatan, pemberian satwa di kebun binatang bisa membahayakan keselamatan pengunjung itu sendiri. Jadi, stop memberi makan satwa di kebun binatang yaa…

Bentuk pelanggaran invincible lainnya adalah menjadikan hewan sebagai mesin pencari uang. Nah, ini ni baru keterlaluan…

Atraksi topeng monyet, sirkus, atau sulap contohnya. Dalam prakteknya, hewan hewan ini dipaksa mengikuti pola latihan terstruktur yang sangat menyiksa. Pola latihan terus menerus ini cenderung membuat hewan menjadi stress dan tertekan. Lama kelamaan, hewan hewan malang ini akan kehilangan insting alami mereka. Dan, ingat! Penyiksaan ini bertujuan untuk menghibur kita, manusia.

Hewan bukan makluk cerdas seperti kita. Mereka tidak bicara, berpikir,  apalagi protes. Namun, bukan berarti kita bebas melakukan apapun kepada mereka. Bagaimanapun, memperlakukan mereka sebagai alat hiburan demi menghasilkan banyak rupiah adalah tindakan yang salah!

Lalu bagaimana cara kita menunjukan dukungan terhadap Hak Asasi Hewan?

Mulia saja dari hal yang paling sederhana. Misalnya, jika kalian kebetulan berada di warung makan dan melihat kucing yang menngeong mengemis makanan. Berilah mereka makan walaupun itu hanya sisa makananmu. Memberi makanan sisa enggak bakal bikin kamu kelaparan kok.

Cara lainnya misalnya dengan meletakkan sisa nasi (nasi aking) di depan rumah. Burung-burung pasti akan dengan senang hati menghabiskannya. Dan kita akan terhibur dengan suara cericit burung tanpa harus mengurungnya. Mudah sekali, kan?

Perubahan sekecil apapun yang kita lakukan akan berdampak sangat besar terhadap kelangsungan spesies yang ada di muka bumi. Jadi, hargailah hewan disekitar kita seperti kita menghargai sesame manusia. Karena sesungguhnya kita akan hidup berdampingan selamanya dan akan selalu saling membutuhkan.



Sekian

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar