Sabtu, 28 Desember 2019

James Bond yang Sebenarnya



“Vodka Martini... shaken, not stirred”

Buat kamu penggemar film pasti dong tidak asing dengan jargon diatas. Yap!Tul, banget! Itu adalah resep minuman dari agen spionase MI6 yang punya sembilan nyawa: James Bond.

Sejak kemunculan pertamanya tahun 1962, serial James Bond menjadi franchise bertema mata-mata tersukses dalam sejarah perfilman dunia. Setiap seri-nya selalu ditunggu-tunggu jutaan pecinta film. Sejak era Sean Connary hingga era Daniel Craig. Setiap adegannya punya sisi cerita yang menarik dengan aksi bertensi tinggi, gadget yang super canggih, hingga deretan Bond Girl yang tidak hanya cantik tapi juga smart dan tentu saja seksi. Maka jangan heran apabila James Bond menjadi inspirasi dengan lahirnya film film bertema serupa seperti Mission Impossible atau Jason Bourne.

Bukan hanya kesuksesan secara global, film James Bond juga menjadi panutan dalam pop-culture modern. Pemeran Bond yang tergambar maskulin seperti hobi minum, jago berantem, naik mobil mewah, memakai setelan mahal, dan perayu wanita kelas wahid  banyak penikmat film men-cap dirinya sebagai gambaran pria sejati. Sehingga James Bond menjadi ikonografi bagi semua pria di dunia.

Dan tak terasa sudah 60 tahun James Bond beraksi. Sudah ribuan penjahat dan ratusan wanita berhasil ditaklukannya. Sulit rasanya buat saya untuk tidak mencantumkan dalam daftar tunggu film paling dinanti tiap tahunnya. Dari sini pikiran liar sayapun beraksi. Dari semua pemeran James Bond yang ada, siapakah yang layak menjadi James Bond yang sebenarnya? Siapakah aktor yang berhak menjadi aktor James Bond terbaik sepanjang masa?

Nah, di artikel kali ini saya ingin membahas semua itu. Eits! Tapi sebelum kita beranjak ke pembahasan saya harus ingatkan ke kalian dulu jika artikel ini mengandung banyak spoiler dari film film terdahulunya.

Sebenarnya bagi saya cukup sulit untuk menentukan siapa yang pantas mendapat gelar James Bond terbaik. Data pun berbicara: Jika ditinjau dari banyaknya judul film Bond yang dimainkan, Roger Moore-lah yang menjadi juaranya dengan total 7 film (1973-1985) pernah dimainkannya. Selanjutnya, jika ditinjau dari banyaknya musuh yang dibunuh/dilumpuhkan Pierce Brosnan jadi yang terbaik dengan total 76 korban dalam 4 film yang diperankannya. Atau jika ditinjau dari berapa jumlah wanita yang (ehm..) ditidurinya kembali Roger Moore menjadi yang pertama dengan total 20 Bond Girl.

Beberapa aspek pun tak luput menjadi pertimbangan saya seperti Film siapakah yang mendapatkan profit global terbesar? Gadget tercanggih? Mobil termahal? Penghargaan terbanyak? Atau quote terbaik?

Sumber : Pinterest
Sudah mendapat gambaran, kan? Lantas siapa yang berhak mendapat gelar James Bond yang sebenarnya?

Saya ataupun anda pasti dong punya jagoan James Bond masing-masing. Namun, diantara enam pemeran Bond pilihan saya justru jatuh kepada Daniel Craig sebagai James Bond yang sebenarnya.

Hmm... kok bisa?

Sekilas, dilihat dari penampilannya saja Daniel Craig kurang pantas memerankan agen 007 ini. Berambut pirang, bermata biru, tinggi badan hanya 1,78 m (terpendek diantara pemeran Bond lain), tampangnya dingin, dan nyaris tak punya selera humor. Karakteristik yang tidak ditemukan dalam pemeran James Bond manapun.

Bahkan pemilihan Craig sebagai pemeran James Bond ditentang banyak fans James Bond sendiri. Para penentang – yang tergabung dalam craignotbond.com – mengancam akan mem-boikot film Casino Royale jika yang memerankan Bond tetap Daniel Craig. Dalam situsnya, secara terang terangan mereka menolak keras jika Craig berperan sebagai James Bond.

“Bagaimana mungkin seorang aktor bertubuh pendek, pirang, berwajah bulat yang lebih cocok berperan sebagai gigolo harus memerankan seorang agen rahasia yang tinggi, misterius, dan tampan?” kecam situs itu.

Toh, semua kecaman dan kritik itu tak lantas membuat film film James Bond versi Daniel Craig gagal. Sebaliknya, Daniel Craig berhasil menciptakan wajah baru James Bond yang dingin dan brutal tapi tetap kharismatik. Berikut adalah deretan bukti lain yang mungkin membuatmu percaya:

Pertama, film film James Bond versi Daniel Craig digambarkan lebih humanis dan realistis.

Sedikit kilas balik, dalam film James Bond; Die Another Day (2002) yang dibintangi Pierce Brosnan diceritakan Bond tengah mencoba menghentikan Gustav Graves beserta senjata berupa satelit canggih, Icarus. Disini, Bond dilengkapi dengan gadget canggih mobil Aston Martin V12 Vanquish yang mempunyai kemampuan kamuflase. Di salah satu scene, terjadi kejar kejaran seru antara mobil canggih ini dengan Jaguar XKR milik Zao di padang es Islandia.

Namun, jika kamu amati, adegan kejar kejaran ini terlihat seperti film Sci-Fi daripada film mata mata khas James Bond. Terlihat dari banyaknya penggunaan CGI (Computer-Generated Imagery) yang masih kasar, sehingga membuat film menjadi kurang masuk akal (menurut saya).


Empat tahun kemudian, Casino Royale pun rilis. MGM selaku rumah produksi sepertinya sadar akan “noda” ini dan mencoba memperbaikinya. Terbukti, dalam film ini James Bond digambarkan sebagai agen 007 baru yang arogan, egois, brutal, dan sembrono. M (Judi Dench) bahkan beberapa kali dibuat gerah akibat ulah Bond yang kerap bekerja diluar perintah.

Lebih dari itu, James Bond versi Daniel Craig minim penggunaan gadget. Terhitung gadget yang digunakan hanya alat pelacak yang disebut “radio” dan pistol Whelter PPK yang ber-sensor sidik jari. Otomatis, Bond versi Daniel Craig hanya mengandalkan insting detektif serta kemampuan menembak dan beladiri yang dimilikinya.

Sisi humanis lainnya semakin bertambah dalam hal penampilan. Dalam beberapa scene penampilan Bond terlihat perlente dan maskulin dengan setelan jas dan jam tangan omega-nya, namun dalam scene lain seringkali Bond digambarkan dalam keadaan lusuh, kotor, berantakan, dan penuh luka. Satu hal yang menurut saya sangat masuk akal mengingat pemeran Bond sebelumnya yang terlihat necis bahkan setelah menghancurkan benteng musuh sekalipun!


Oke, selesai dengan penampilan Bond, sisi humanis lainnya terungkap dalam hubungan dengan orang disekitarnya. Saya mulai dengan hubungan Bond dengan M (Judi Dench). Dalam film Quantum of Solace (2008) diceritakan Bond mengejar pimpinan teroris bernama Dominic Green (Mathieu Almaric). Dalam pengejarannya MI6 sering mendapat info dan fakta palsu dari CIA yang telah disusupi Quantum. Di satu titik, M menyadari kesalahannya ini dan lebih mempercayai agennya.

“I could give a shit about the CIA and their trumped-up evidences. He is my agent and I trust him”,
M (Quantum of Solace, 2008).
Tidak cukup sampai disitu, sisi humanis yang menarik untuk dikupas lagi adalah: apalagi kalau bukan cinta.

Pernah melihat Bond patah hati? Mungkin dengan menonton James Bond versi Daniel Craig ini kamu menyaksikan Bond yang patah hati hingga sehancur hancurnya.

Vesper Lynd (Eva Green) mungkin bukan satu-satunya Bond yang cantik, apalagi seksi. Namun, dia adalah satu-satunya Bond Girl yang membuat James Bond bertekuk lutut. Karakter Vesper Lynd ini muncul dalam novel pertama karya Ian Fleming berjudul “Casino Royale” terbitan tahun 1953. Dalam live-action nya, Lynd tampil perdana dalam film Bond berjudul sama yang rilis tahun 2006. Dia digambarkan sebagai akuntan MI6 yang tidak hanya cantik tapi juga pintar. Singkat cerita, Bond jatuh cinta padanya bahkan sempat mengajukan surat resign dirinya sebagai seorang agen rahasia lewat e-mail kepada M!

Pada akhirnya, surat ini ditarik setelah kematian Lynd. Bond kemudian berusaha untuk mencari organisasi jahat dibalik tewasnya Lynd. Walaupun dikhianati, nyatanya Vesper Lynd adalah satu satunya Bond Girl yang membuat James Bond merasakan pahitnya asmara.

Tapi patah hati Bond tak berlangsung lama. Dalam pengejaran dalang dibalik kematian Lynd, Bond dipertemukan dengan wanita yang tak kalah cantik bernama Madeleine Swann (Lea Seydoux). Namun, ada satu poin yang membuat saya tertarik adalah tempat pertemuan mereka berdua di sebuah kereta yang sedang melaju, entah kebetulan atau tidak momen ini sama dengan momen Bond bertemu dengan Vesper Lynd yang sama sama bertemu di kereta yang sedang melaju.


Hmm... apakah ini sebuah kebetulan? Atau momen ini memang sengaja dirancang agar Bond bisa ‘move on’? Cuma sang sutradara yang mungkin tahu. Bond sendiri sepertinya merasa deja vu dan pada akhirnya jatuh cinta dengan Madeleine Swann di akhir film Spectre (2015).

Well, segala sisi humanis ini membuat film James Bond versi Daniel Craig berbeda dari pendahulunya. Film-film-nya lebih nyaman untuk ditonton karena lebih fresh dan masuk akal. Beberapa ciri khas memang ditinggalkan seperti penggunaan gadget super canggih namun justru itulah yang membuatnya terasa lebih manusiawi.

Kedua: misinya tidak melulu upaya menyelamatkan dunia, tapi melawan musuh lama yang diam diam menyusupi MI6.

Jika kita tinjau ke beberapa film James Bond ke belakang, ide cerita film ini begitu membosankan. Organisasi jahat yang berambisi menguasai dunia lewat senjata nuklir hasil curian. Untungnya, kita tak menemukannya lagi sekuel James Bond yang diperankan Daniel Craig.

Jika dirunut, empat film James Bond yang diperankan Daniel Craig memiliki arah cerita yang diluar kebiasaan. Dimulai dari film James Bond Casino Royale (2006) Bond berhadapan dengan teroris sekaligus penjudi profesional bernama Le Chiffre, kemudian dalam Quantum of Solace (2008) setelah kematian Vesper Lynd penyelidikan mengarah pada organisasi teroris bernama Quantum yang dipimpin oleh Dominic Green, selanjutnya dalam James Bond Skyfall (2012) Bond harus berhadapan dengan mantan anggota MI6 yang juga seorang teroris digital bernama Silva. Baru dalam film Spectre (2015) Bond berhasil melacak organisasi jahat dalang dibalik tiga kelompok teroris diatas yang bernama S.P.E.C.T.R.E (Special Executive for Counter Intellegence Terrorism Revevenge and Extortion). SPECTRE yang juga punya arti “hantu’, dipimpinan Ernst Stavro Blofeld yang ternyata masih kakak tiri Bond.


Bagi kamu yang belum mengenalnya, Ernst Stavro Blofeld adalah musuh abadi James Bond sebagaimana Batman dengan Joker atau Sherlock Holmes dengan Profesor Moriarty-nya. Blofeld muncul pertama kali dalam film pertama James Bond berjudul Dr. No (1962) dilanjutkan dengan From Russia With Love (1963) dan Thunderball (1965) saat Sean Connary berperan sebagai Bond. Hanya saja diketiga film itu hanya disebut namanya saja tanpa ditunjukkan sosoknya.

Baru pada film Bond berjudul You Only Live Twice (1967), On Her Majesty’s Secret Service (1969) dan Diamond’s are Forever (1971) tokoh Blofeld muncul dan berhadapan dengan James Bond secara langsung. Namun, setelah itu Blofeld tak pernah muncul lagi dalam film film James Bond berikutnya. Hingga pada film Spectre (2015) Ernst Stavro Blofeld muncul secara signifikan yang diperankan dengan sempurna oleh aktor peraih dua piala Oscar, Christopher Waltz.

Sudah barang tentu, karena benang merah yang saling tersambung inilah film film James Bond versi Daniel Craig menjadi enak untuk ditonton.

Ketiga, adalah terkuaknya asal usul James Bond.

Selama ini kita mengenal James Bond sebagai Agen Rahasia yang tangguh, loyal, dan misterius. Kita sama sekali tak diberi kesempatan untuk tahu lebih dalam tentang kehidupan pribadi-nya. Siapa ayah ibunya? Bagaimana dia dibesarkan? Lalu bagaimana akhirnya dia bergabung dengan MI6? Pernahkan kalian bertanya-tanya tentang semua itu?

Baru dalam film James Bond Skyfall (2012) yang dibintangi Daniel Craig ini misteri tentang asal usul James Bond terkuak secara cukup gamblang. Diceritakan, demi terhindar dari ancaman Silva Bond melarikan M secara diam-diam menuju ke tempat dimana dia dibesarkan, bernama Skyfall yang terletak di dataran tinggi Skotlandia.

Di sebuah mansion tua itu Bond dan M bertemu dengan Kincade. Siapa Kincade? Dia adalah pengasuh Bond sejak masih kecil. Nah, dari Kincade inilah misteri tentang asal usul James Bond mulai terjawab. Menurut penuturan Kincade, di malam saat mendengar kedua orang tuanya meninggal Bond bersembunyi di ruang bawah tanah selama dua hari. Dan saat dia keluar dia bukan lagi anak kecil. Kejadian inilah yang (mungkin) menjadikan James Bond menjadi sosok tangguh seperti sekarang ini.

Selain tentang masa kecil James Bond, spoiler pun berlanjut dengan terjawabnya identitas orang tuanya. Ini terkuak dari potongan adegan yang memperlihatkan nisan yang berada di dekat gereja tua.


Yap, inilah makam kedua orang tua James Bond, Andrew Bond dan Monique Delacroix Bond.

Spoiler ini mematahkan banyak sekali dugaan dan spekulasi mengenai nama asli James Bond. Seperti yang kita tahu, tak sedikit yang beranggapan bahwa nama “James Bond” adalah nama samaran yang diberikan oleh MI6 sendiri. Adapun identitas asli sang agen pun menjadi misteri besar hingga sekarang. Nah, scene dari film Skyfall inilah yang membuktikan bahwa ‘James Bond’ adalah nama asli dari sang agen mata-mata, bukan nama samaran.

Ide cerita tentang masa lalu James Bond ini memang sebuah hal baru yang diangkat dalam film. Ini kemudian diamini oleh sutradara Skyfall, Sam Mendes:

“Hingga kini asal usul Bond tidak pernah digarap. Saya melihat sebuah kesempatan disitu: Apa yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini? Dan siapa yang memberi pengaruh kepadanya selama ini? Dari situ muncul sebuah cerita tentang latar belakang bagaimana Bond menjadi Bond”
Nah, dari poin poin serta pemaparan saya diatas, Daniel Craig sudah lebih dari cukup untuk menahbiskan dirinya sebagai James Bond terbaik. Penggambaran karakter melalui aktor Sean Connary dan Pierce Brosnan memang berhasil memberikan perspektif seorang James Bond yang tampan, berkelas, sekaligus misterius, namun James Bond yang diperankan Daniel Craig lebih unggul dalam segi pendalaman karakter, ide cerita, hingga sisi humanisnya.

Khusus tentang keunggulan dari aspek humanis ini pujian terlontar dari banyak pengamat film. Jurnalis Peter Travers dalam Rolling Stone menyatakan Craig adalah aktor James Bond terbaik sejak era Sean Connery. Bond digambarkan Craig sebagai agen rahasia yang tidak bisa diatur, rentan terhadap kekerasan dan bisa patah hati.

Kritikus film Roger Ebert juga mengungkapkan pendapat senada. Craig berhasil menggambarkan karakter Bond yang lebih fresh; pendiam, kurang terobsesi dengan seks, hingga bisa terluka secara fisik dan perasaan.

Kedua pendapat ini memang benar adanya. Seberapa sering kita melihat James Bond yang terlihat lusuh setelah melumpuhkan musuhnya? Seberapa sering kita melihat Bond yang menangis ketika dua wanita penting dalam hidupnya, Vesper Lynd dan M, tewas dalam pelukannya? Dan sebarapa sering kita tahu tentang asal usul James Bond sendiri? Semua itu hanya terjawab dalam film film James Bond versi Daniel Craig ini.

Oke... sekian dulu artikel dari saya. Terima kasih sudah mampir di blog sedrhana saya ini. Seperti biasa, jangan mampir mampir ke sini lagi deh. Karena bacaannya memang enggak cocok dibaca anak Es DE.


Ciiiaaaaaoooooo......
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar