“Vodka Martini...
shaken, not stirred”
Buat kamu penggemar film pasti dong tidak asing dengan jargon diatas.
Yap!Tul, banget! Itu adalah resep minuman dari agen spionase MI6 yang punya
sembilan nyawa: James Bond.
Sejak kemunculan pertamanya tahun 1962, serial James Bond menjadi franchise
bertema mata-mata tersukses dalam sejarah perfilman dunia. Setiap seri-nya
selalu ditunggu-tunggu jutaan pecinta film. Sejak era Sean Connary hingga era
Daniel Craig. Setiap adegannya punya sisi cerita yang menarik dengan aksi bertensi
tinggi, gadget yang super canggih, hingga deretan Bond Girl yang tidak hanya
cantik tapi juga smart dan tentu saja seksi. Maka jangan heran apabila James
Bond menjadi inspirasi dengan lahirnya film film bertema serupa seperti Mission
Impossible atau Jason Bourne.
Bukan hanya kesuksesan secara global, film James Bond juga menjadi panutan
dalam pop-culture modern. Pemeran Bond yang tergambar maskulin seperti hobi
minum, jago berantem, naik mobil mewah, memakai setelan mahal, dan perayu
wanita kelas wahid banyak penikmat film
men-cap dirinya sebagai gambaran pria sejati. Sehingga James Bond menjadi
ikonografi bagi semua pria di dunia.
Dan tak terasa sudah 60 tahun James Bond beraksi. Sudah ribuan penjahat dan
ratusan wanita berhasil ditaklukannya. Sulit rasanya buat saya untuk tidak
mencantumkan dalam daftar tunggu film paling dinanti tiap tahunnya. Dari sini
pikiran liar sayapun beraksi. Dari semua pemeran James Bond yang ada, siapakah
yang layak menjadi James Bond yang sebenarnya? Siapakah aktor yang berhak
menjadi aktor James Bond terbaik sepanjang masa?
Nah, di artikel kali ini saya ingin membahas semua itu. Eits! Tapi sebelum
kita beranjak ke pembahasan saya harus ingatkan ke kalian dulu jika artikel ini
mengandung banyak spoiler dari film film terdahulunya.
Sebenarnya bagi saya cukup sulit untuk menentukan siapa yang pantas mendapat
gelar James Bond terbaik. Data pun berbicara: Jika ditinjau dari banyaknya
judul film Bond yang dimainkan, Roger
Moore-lah yang menjadi juaranya dengan total 7 film (1973-1985) pernah
dimainkannya. Selanjutnya, jika ditinjau dari banyaknya musuh yang
dibunuh/dilumpuhkan Pierce Brosnan
jadi yang terbaik dengan total 76 korban dalam 4 film yang diperankannya. Atau
jika ditinjau dari berapa jumlah wanita yang (ehm..) ditidurinya kembali Roger Moore menjadi yang pertama dengan
total 20 Bond Girl.
Beberapa aspek pun tak luput menjadi pertimbangan saya seperti Film
siapakah yang mendapatkan profit global terbesar? Gadget tercanggih? Mobil
termahal? Penghargaan terbanyak? Atau quote terbaik?
Sumber : Pinterest |
Sudah mendapat gambaran,
kan? Lantas siapa yang berhak mendapat gelar James Bond yang sebenarnya?
Saya ataupun anda pasti
dong punya jagoan James Bond masing-masing. Namun, diantara enam pemeran Bond
pilihan saya justru jatuh kepada Daniel
Craig sebagai James Bond yang sebenarnya.
Hmm... kok bisa?
Sekilas, dilihat dari
penampilannya saja Daniel Craig kurang pantas memerankan agen 007 ini. Berambut
pirang, bermata biru, tinggi badan hanya 1,78 m (terpendek diantara pemeran
Bond lain), tampangnya dingin, dan nyaris tak punya selera humor. Karakteristik
yang tidak ditemukan dalam pemeran James Bond manapun.
Bahkan pemilihan Craig
sebagai pemeran James Bond ditentang banyak fans James Bond sendiri. Para
penentang – yang tergabung dalam craignotbond.com – mengancam akan mem-boikot
film Casino Royale jika yang memerankan Bond tetap Daniel Craig. Dalam
situsnya, secara terang terangan mereka menolak keras jika Craig berperan
sebagai James Bond.
“Bagaimana mungkin seorang aktor bertubuh pendek, pirang, berwajah bulat yang lebih cocok berperan sebagai gigolo harus memerankan seorang agen rahasia yang tinggi, misterius, dan tampan?” kecam situs itu.
Toh, semua kecaman dan
kritik itu tak lantas membuat film film James Bond versi Daniel Craig gagal.
Sebaliknya, Daniel Craig berhasil menciptakan wajah baru James Bond yang dingin
dan brutal tapi tetap kharismatik. Berikut adalah deretan bukti lain yang
mungkin membuatmu percaya:
Pertama, film film James Bond versi Daniel Craig digambarkan lebih humanis
dan realistis.
Sedikit kilas balik,
dalam film James Bond; Die Another Day
(2002) yang dibintangi Pierce Brosnan diceritakan Bond tengah mencoba
menghentikan Gustav Graves beserta
senjata berupa satelit canggih, Icarus. Disini, Bond dilengkapi dengan gadget
canggih mobil Aston Martin V12 Vanquish yang mempunyai kemampuan kamuflase. Di
salah satu scene, terjadi kejar kejaran seru antara mobil canggih ini dengan
Jaguar XKR milik Zao di padang es Islandia.
Namun, jika kamu amati,
adegan kejar kejaran ini terlihat seperti film Sci-Fi daripada film mata mata khas James Bond. Terlihat dari
banyaknya penggunaan CGI (Computer-Generated Imagery) yang masih kasar,
sehingga membuat film menjadi kurang masuk akal (menurut saya).
Empat tahun kemudian,
Casino Royale pun rilis. MGM selaku rumah produksi sepertinya sadar akan “noda”
ini dan mencoba memperbaikinya. Terbukti, dalam film ini James Bond digambarkan
sebagai agen 007 baru yang arogan, egois, brutal, dan sembrono. M (Judi Dench)
bahkan beberapa kali dibuat gerah akibat ulah Bond yang kerap bekerja diluar
perintah.
Lebih dari itu, James
Bond versi Daniel Craig minim penggunaan gadget. Terhitung gadget yang
digunakan hanya alat pelacak yang disebut “radio” dan pistol Whelter PPK yang
ber-sensor sidik jari. Otomatis, Bond versi Daniel Craig hanya mengandalkan
insting detektif serta kemampuan menembak dan beladiri yang dimilikinya.
Sisi humanis lainnya
semakin bertambah dalam hal penampilan. Dalam beberapa scene penampilan Bond
terlihat perlente dan maskulin dengan setelan jas dan jam tangan omega-nya,
namun dalam scene lain seringkali Bond digambarkan dalam keadaan lusuh, kotor, berantakan,
dan penuh luka. Satu hal yang menurut saya sangat masuk akal mengingat pemeran
Bond sebelumnya yang terlihat necis bahkan setelah menghancurkan benteng musuh
sekalipun!
Oke, selesai dengan
penampilan Bond, sisi humanis lainnya terungkap dalam hubungan dengan orang
disekitarnya. Saya mulai dengan hubungan Bond dengan M (Judi Dench). Dalam film
Quantum of Solace (2008) diceritakan Bond
mengejar pimpinan teroris bernama Dominic Green (Mathieu Almaric). Dalam
pengejarannya MI6 sering mendapat info dan fakta palsu dari CIA yang telah
disusupi Quantum. Di satu titik, M menyadari kesalahannya ini dan lebih
mempercayai agennya.
“I could give a shit about the CIA and their trumped-up evidences. He is my agent and I trust him”,
M (Quantum of Solace,
2008).
Tidak cukup sampai
disitu, sisi humanis yang menarik untuk dikupas lagi adalah: apalagi kalau
bukan cinta.
Pernah melihat Bond
patah hati? Mungkin dengan menonton James Bond versi Daniel Craig ini kamu
menyaksikan Bond yang patah hati hingga sehancur hancurnya.
Vesper Lynd (Eva Green)
mungkin bukan satu-satunya Bond yang cantik, apalagi seksi. Namun, dia adalah
satu-satunya Bond Girl yang membuat James Bond bertekuk lutut. Karakter Vesper
Lynd ini muncul dalam novel pertama karya Ian Fleming berjudul “Casino Royale”
terbitan tahun 1953. Dalam live-action nya, Lynd tampil perdana dalam film Bond
berjudul sama yang rilis tahun 2006. Dia digambarkan sebagai akuntan MI6 yang
tidak hanya cantik tapi juga pintar. Singkat cerita, Bond jatuh cinta padanya
bahkan sempat mengajukan surat resign dirinya sebagai seorang agen rahasia
lewat e-mail kepada M!
Pada akhirnya, surat ini
ditarik setelah kematian Lynd. Bond kemudian berusaha untuk mencari organisasi
jahat dibalik tewasnya Lynd. Walaupun dikhianati, nyatanya Vesper Lynd adalah
satu satunya Bond Girl yang membuat James Bond merasakan pahitnya asmara.
Tapi patah hati Bond tak
berlangsung lama. Dalam pengejaran dalang dibalik kematian Lynd, Bond
dipertemukan dengan wanita yang tak kalah cantik bernama Madeleine Swann (Lea Seydoux). Namun, ada satu poin yang membuat
saya tertarik adalah tempat pertemuan mereka berdua di sebuah kereta yang
sedang melaju, entah kebetulan atau tidak momen ini sama dengan momen Bond
bertemu dengan Vesper Lynd yang sama sama bertemu di kereta yang sedang melaju.
Hmm... apakah ini sebuah
kebetulan? Atau momen ini memang sengaja dirancang agar Bond bisa ‘move on’?
Cuma sang sutradara yang mungkin tahu. Bond sendiri sepertinya merasa deja vu dan pada akhirnya jatuh cinta
dengan Madeleine Swann di akhir film Spectre
(2015).
Well, segala sisi
humanis ini membuat film James Bond versi Daniel Craig berbeda dari
pendahulunya. Film-film-nya lebih nyaman untuk ditonton karena lebih fresh dan
masuk akal. Beberapa ciri khas memang ditinggalkan seperti penggunaan gadget
super canggih namun justru itulah yang membuatnya terasa lebih manusiawi.
Kedua: misinya tidak melulu upaya menyelamatkan dunia, tapi melawan musuh
lama yang diam diam menyusupi MI6.
Jika kita tinjau ke beberapa
film James Bond ke belakang, ide cerita film ini begitu membosankan. Organisasi
jahat yang berambisi menguasai dunia lewat senjata nuklir hasil curian. Untungnya,
kita tak menemukannya lagi sekuel James Bond yang diperankan Daniel Craig.
Jika dirunut, empat film
James Bond yang diperankan Daniel Craig memiliki arah cerita yang diluar
kebiasaan. Dimulai dari film James Bond Casino
Royale (2006) Bond berhadapan dengan teroris sekaligus penjudi profesional
bernama Le Chiffre, kemudian dalam Quantum
of Solace (2008) setelah kematian Vesper Lynd penyelidikan mengarah pada
organisasi teroris bernama Quantum yang dipimpin oleh Dominic Green,
selanjutnya dalam James Bond Skyfall
(2012) Bond harus berhadapan dengan mantan anggota MI6 yang juga seorang
teroris digital bernama Silva. Baru dalam film Spectre (2015) Bond berhasil melacak organisasi jahat dalang
dibalik tiga kelompok teroris diatas yang bernama S.P.E.C.T.R.E (Special Executive for Counter Intellegence
Terrorism Revevenge and Extortion). SPECTRE yang juga punya arti “hantu’,
dipimpinan Ernst Stavro Blofeld yang
ternyata masih kakak tiri Bond.
Bagi kamu yang belum
mengenalnya, Ernst Stavro Blofeld adalah musuh abadi James Bond sebagaimana
Batman dengan Joker atau Sherlock Holmes dengan Profesor Moriarty-nya. Blofeld
muncul pertama kali dalam film pertama James Bond berjudul Dr. No (1962) dilanjutkan dengan From Russia With Love (1963) dan Thunderball (1965) saat Sean Connary berperan sebagai Bond. Hanya
saja diketiga film itu hanya disebut namanya saja tanpa ditunjukkan sosoknya.
Baru pada film Bond
berjudul You Only Live Twice (1967), On Her Majesty’s Secret Service (1969)
dan Diamond’s are Forever (1971)
tokoh Blofeld muncul dan berhadapan dengan James Bond secara langsung. Namun,
setelah itu Blofeld tak pernah muncul lagi dalam film film James Bond
berikutnya. Hingga pada film Spectre
(2015) Ernst Stavro Blofeld muncul secara signifikan yang diperankan dengan
sempurna oleh aktor peraih dua piala Oscar, Christopher Waltz.
Sudah barang tentu,
karena benang merah yang saling tersambung inilah film film James Bond versi
Daniel Craig menjadi enak untuk ditonton.
Ketiga, adalah terkuaknya asal usul James Bond.
Selama ini kita mengenal
James Bond sebagai Agen Rahasia yang tangguh, loyal, dan misterius. Kita sama
sekali tak diberi kesempatan untuk tahu lebih dalam tentang kehidupan
pribadi-nya. Siapa ayah ibunya? Bagaimana dia dibesarkan? Lalu bagaimana akhirnya
dia bergabung dengan MI6? Pernahkan kalian bertanya-tanya tentang semua itu?
Baru dalam film James
Bond Skyfall (2012) yang dibintangi
Daniel Craig ini misteri tentang asal usul James Bond terkuak secara cukup
gamblang. Diceritakan, demi terhindar dari ancaman Silva Bond melarikan M
secara diam-diam menuju ke tempat dimana dia dibesarkan, bernama Skyfall yang
terletak di dataran tinggi Skotlandia.
Di sebuah mansion tua itu
Bond dan M bertemu dengan Kincade. Siapa Kincade? Dia adalah pengasuh Bond
sejak masih kecil. Nah, dari Kincade inilah misteri tentang asal usul James
Bond mulai terjawab. Menurut penuturan Kincade, di malam saat mendengar kedua
orang tuanya meninggal Bond bersembunyi di ruang bawah tanah selama dua hari.
Dan saat dia keluar dia bukan lagi anak kecil. Kejadian inilah yang (mungkin)
menjadikan James Bond menjadi sosok tangguh seperti sekarang ini.
Selain tentang masa
kecil James Bond, spoiler pun berlanjut dengan terjawabnya identitas orang
tuanya. Ini terkuak dari potongan adegan yang memperlihatkan nisan yang berada
di dekat gereja tua.
Yap, inilah makam kedua
orang tua James Bond, Andrew Bond dan
Monique Delacroix Bond.
Spoiler ini mematahkan
banyak sekali dugaan dan spekulasi mengenai nama asli James Bond. Seperti yang
kita tahu, tak sedikit yang beranggapan bahwa nama “James Bond” adalah nama
samaran yang diberikan oleh MI6 sendiri. Adapun identitas asli sang agen pun
menjadi misteri besar hingga sekarang. Nah, scene dari film Skyfall inilah yang membuktikan bahwa
‘James Bond’ adalah nama asli dari sang agen mata-mata, bukan nama samaran.
Ide cerita tentang masa
lalu James Bond ini memang sebuah hal baru yang diangkat dalam film. Ini
kemudian diamini oleh sutradara Skyfall, Sam Mendes:
“Hingga kini asal usul Bond tidak pernah digarap. Saya melihat sebuah kesempatan disitu: Apa yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini? Dan siapa yang memberi pengaruh kepadanya selama ini? Dari situ muncul sebuah cerita tentang latar belakang bagaimana Bond menjadi Bond”
Nah, dari poin poin
serta pemaparan saya diatas, Daniel Craig sudah lebih dari cukup untuk
menahbiskan dirinya sebagai James Bond terbaik. Penggambaran karakter melalui
aktor Sean Connary dan Pierce Brosnan memang berhasil memberikan perspektif
seorang James Bond yang tampan, berkelas, sekaligus misterius, namun James Bond
yang diperankan Daniel Craig lebih unggul dalam segi pendalaman karakter, ide
cerita, hingga sisi humanisnya.
Khusus tentang keunggulan
dari aspek humanis ini pujian terlontar dari banyak pengamat film. Jurnalis Peter Travers dalam Rolling Stone
menyatakan Craig adalah aktor James Bond terbaik sejak era Sean Connery. Bond
digambarkan Craig sebagai agen rahasia yang tidak bisa diatur, rentan terhadap
kekerasan dan bisa patah hati.
Kritikus film Roger Ebert juga mengungkapkan pendapat
senada. Craig berhasil menggambarkan karakter Bond yang lebih fresh; pendiam,
kurang terobsesi dengan seks, hingga bisa terluka secara fisik dan perasaan.
Kedua pendapat ini
memang benar adanya. Seberapa sering kita melihat James Bond yang terlihat lusuh
setelah melumpuhkan musuhnya? Seberapa sering kita melihat Bond yang menangis
ketika dua wanita penting dalam hidupnya, Vesper Lynd dan M, tewas dalam
pelukannya? Dan sebarapa sering kita tahu tentang asal usul James Bond sendiri?
Semua itu hanya terjawab dalam film film James Bond versi Daniel Craig ini.
Oke... sekian dulu
artikel dari saya. Terima kasih sudah mampir di blog sedrhana saya ini. Seperti
biasa, jangan mampir mampir ke sini lagi deh. Karena bacaannya memang enggak
cocok dibaca anak Es DE.
Ciiiaaaaaoooooo......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar