“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku
bertanah air satu, tanah air Indonesia”
“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku
berbangsa yang satu, bangsa Indonesia"
“Kami Putra dan Putri Indonesia
menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
Hayoo... Pada hapal enggak teks sumpah pemuda diatas? Jangan
ngaku pemuda Indonesia deh kalo belum, karena ini adalah tonggak sejarah dalam
persatuan negara kita tercinta, Indonesia.
Setelah delapan puluh enam tahun ikrar ini diucapkan, kira-kira
sumpah pemuda diatas dipraktekin enggak ya oleh pemuda pemudi Indonesia sekarang? Ini nih sedikit
gambarannya...
Sumpah Pemuda dari masa ke masa |
Okelah, kalau kita berani bersumpah bahwa tanah air kita tanah
air Indonesia karena disini adalah tempat dimana kita dilahirkan dan
dibesarkan. Kita juga pasti setuju kalo kita termasuk bangsa Indonesia asli,
bukannya bangsa jin atau tuyul, ya kan’? hehehe. Tapi, apakah kamu juga menjunjung
tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa keseharianmu?
Sebelumnya, kamu harus tau nih ternyata bahasa Indonesia berada
di peringkat ke-7 sebagai bahasa yang paling banyak dipakai di seluruh dunia
(World Almanac, 2005). Selain itu, peneliti dari Ethnologue: Languages of the World (2009) juga menempatkan bahasa
Indonesia dengan jumlah penutur terbanyak ke-9 di dunia yaitu berjumlah 176
juta orang.
Hal ini masuk akal karena bahasa indonesia diucapkan dan
dipahami oleh 90% warga Indonesia. Bahasa ini juga digunakan hampir disegala
bidang kehidupan; sebagai bahasa pengantar dan pergaulan antaretnis dan juga
sebagai bahasa resmi dalam kegiatan pemerintahan, dunia kerja, dunia
pendidikan, dan dunia lain. *eh*
Tapi tanpa kita sadari keberadaan bahasa Indonesia ini malah
“diancam” oleh kita sendiri, para pemuda-pemudi masa depan bangsa. Kita
cenderung lebih suka memakai kata-kata serapan dari bahasa inggris agar
kelihatan keren dan intelek, padahal. Bukan hanya diselipkan lewat kata-kata
yang kita ucapkan, bahasa serapan ini juga sering kita ketik di medsos yang
akhirnya tertular oleh teman-teman kita yang lain. dan yang paling bikin eneg
adalah bahasa alay yang mulai menyebar luas...
Kamus Alay |
Hihihi...
lucu banget bahasa alay diatas. Biasanya sih bahasa ini banyak digunakan oleh
para ababil (abg labil) yang baru belajar ngomong di sosmet. Alasannya biar
keliahatan lucu dan gahul. Padahal bagi kita yang udah dewasa. Bahasa ini
terkesan enggak sopan dan “celelekan”.
Penggunaan bahasa Indonesia yang tidak benar,
lama lama bakal menggerus kebenaran dan ketepatan yang dimiliki bahasa nasional
Indonesia. Sama seperti nasib bahasa ibu (bahasa daerah) di wilayah pedalaman
Indonesia. Jika tidak dilestarikan akan punah karena tidak ada yang mau
memakai bahasa daerah tersebut.
Bahasa Indonesiapun demikian, karena serbuan bahasa
asing, banyak kata serapan yang diambil. Hal ini mengancam karakter dari bahasa
kita sendiri. Mungkin suatu saat nasib bahasa Indonesia sama seperti bahasa-bahasa Eropa (Jerman, Perancis, Italia, dan lain-lain) yang mulai ditinggalkan karena
orang-orangnya lebih suka memakai bahasa Inggris.
Nah,
apakah kita akan diam saja melihat bahasa Indonesia tergerus?
Jangan
dong! Cintailah bahasa sendiri! Memang bahasa Indonesia agak rumit dan bikin pegel kalo diucapkan, tapi inilah keunikan bahasa kita. Kita bisa memulai dengan perbuatan
kecil dulu, misalnya berkirim pesan dengan berbahasa Indonesia sopan, berbicara
dengan mengurangi selipan bahasa inggris, dan jangan terlalu mendewakan bahasa
gaul dalam kehidupan sehari – hari.
Tindakan tindakan ini kecil memang, tapi bukan
tanpa arti. Dengan ini kita sudah turut berpartisipasi dalam memenuhi sumpah pemuda dengan menjunjung
tinggi bahasa persatuan kita, bahasa Indonesia.
Kalau
buka kita yang melestarikan, siapa lagi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar